Oleh Erwin Prastyo
Pembelajaran IPA di sekolah/madrasah memiliki peran penting dalam upaya membangun kecakapan hidup para murid. Kecakapan tersebut antara lain melatih murid menggunakan keterampilan berpikir ilmiah (saintifik), melatih menganalisis masalah mulai dari yang sederhana hingga kompleks, menyajikan data secara jujur, berkomunikasi secara efektif, hingga menemukan solusi atas masalah tersebut.
Tahun pelajaran 2022/2023 menjadi titik awal pulihnya kegiatan belajar melalui tatap muka setelah dua tahun sebelumnya ‘tertidur’ karena pandemi covid-19. Pembelajaran di awal tahun pelajaran 2022/2023 pun menjadi sebuah tantangan bagi guru di MTs Darul Ishlah agar menjadi aktif menarik dan murid memiliki antusiasme tinggi dalam belajar. Tantangan lainnya yaitu rendahnya minat murid madrasah dalam hal literasi membaca dan menulis.
Pada pembelajaran IPA kelas VIII-A, murid diberikan kesempatan oleh guru memilih topik materi yang akan dipelajari sebagai topik pertama. Setelah mendapatkan gambaran dari guru tentang hal yang akan dipelajari pada setiap topik, akhirnya disepakati bahwa topik pertama yaitu “Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia”. Topik ini memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran sudah dirancang oleh guru agar dapat menciptakan keaktifan murid, melalui diskusi aktif, kolaborasi antaranggota kelompok, praktik IPA, presentasi, hingga menumbuhkan kecintaan menulis melalui aktivitas menulis pengalaman praktik.
Para murid yang sudah membagi dalam kelompok-kelompok kecil mengawali pembelajaran praktik IPA dengan membawa bahan makanan yang akan diuji kandungan bahannya. Bahan yang dibawa berupa bahan makanan sehari-hari yang mereka bawa dari rumah. Bahan tersebut antara lain nasi, pisang, kentang rebus, nasi jagung, sosis, singkong rebus, tempe, ketela rebus. Selanjutnya setiap kelompok menguji tiap bahan yang dibawa, yaitu uji amilum dan uji lemak.
Kedua kegiatan praktik uji bahan makanan tersebut dilakukan secara sederhana di dalam kelas. Pada uji amilum, murid menggunakan plat tetes untuk menempatkan tiap bahan makanan yang sudah dihaluskan. Obat merah (betadine) digunakan sebagai reagent pengganti iodine. Para murid sangat senang saat berpraktik, apalagi tahu kalau ternyata warna bahan makanan bisa berubah saat ditetesi obat merah. Ini menjadi pengalaman pertama mereka bereksperimen uji bahan makanan. Pada uji lemak, murid menggunakan potongan kertas kecil. Masing-masing bahan makanan dioles-oleskan pada potongan kertas. Meskipun suasana kelas tampak ramai tetapi inilah kesempatan yang membuat para murid menjadi aktif dan berani mencoba.
Selanjutnya, murid mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di hadapan teman-teman lain. Pada sesi ini murid bisa bertukar pendapat apabila ditemukan hasil pengamatan yang berbeda dengan kelompok lain. Guru berperan memberikan konfirmasi penguatan.
Pada tahap penulisan laporan praktik guru memodifikasi format laporan konvensional menjadi cerita pengalaman praktik IPA. Murid mendapatkan masing-masing selembar kertas HVS polos. Mereka diberikan kebebasan menuliskan pengalamannya praktik uji bahan makanan. Pada tahap ini guru hanya memberikan pedoman tentang aspek yang harus dimunculkan dalam tulisan mereka. Aspek tersebut antara lain: kegiatan yang dilakukan; tujuan kegiatan; alat dan bahan yang digunakan; tahap/langkah kegiatan; hasil pengamatan; perasaan setelah belajar; kesulitan yang dihadapi selama praktik; dan harapan mereka pada pembelajaran IPA selanjutnya.
Sebagai wujud apresiasi sekaligus menumbuhkan kecintaan murid terhadap aktivitas membaca maka kumpulan laporan yang ditulis tangan oleh murid tersebut digubah menjadi buku antologi oleh guru. Buku antologi format online bisa diakses melalui tautan berikut: https://online.fliphtml5.com/rpooj/ycyn/
oleh Erwin Prastyo, guru MTs Darul Ishlah
Baca artikel lain disini